Minggu, 24 Juli 2011

TTV

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan tanda-tanda vital adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit

JENIS PEMERIKSAAN TTV :
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pemeriksaan nadi
Pemeriksaan Tekanan darah
Pemeriksaan pernapasan
Pemeriksaan bio metrika dasar
Pemeriksaan neorologi

. PEMERIKSAAN SUHU TUBUH :
LANDASAN TEORI
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.

PENGERTIAN
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan.

Factor yg mmpengaruhi suhu tubuh :
Umur
Aktifitas tubuh
Jenis Kelamin
Perubahan emosi
Perubahan Cuaca
Makanan, minuman
Rokok n obat2an

Lokasi pemeriksaan suhu tubuh :
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu :
di mulut (oral),
anus (rectal),
ketiak (axilla)
telinga ( auricular )
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung.
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung.

Factor yg mmpengaruhi prubahan nadi :
Cemas dan stres
Penyakit trutama penyakit cardio vascular
suhu
aktifitas dan olah raga
makanan dan minuman
umur dan jenis kelamin

Lokasi pemeriksaan nadi :
1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
4. arteri poplitea
terletak pada belakang lutut
5. arteri dorsalis pedis atau arteri
tibialis posterior pada kaki

Alat yg dGunakan untk mmeriksa nadi :
Stethoscope (auskultasi)
Jeri-jari tangan (palpasi)

Prosedur perhitungan :
hitung nadi selama 1 menit
bila perhitungan selama 15 detik maka dikalikan 4 (empat)
bila pertingan selama 30 menit maka dikalikan 2 (dua)
perhitungan perkalian hanya dilakukan pada frekuensi nadi yang teratur

Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole.
Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg).

PENGERTIAN :
tekanan darah adala kecepatan aliran darah persatuan dinding pada pembuluh darah yang diberikan oleh darah yang mengalir

Faktor yg mempengaruhi TD :
Tolakan perifer
Gerakanmemompa oleh ajntung
Volume darah
Kekentalan darah
Latihan fisik
Posisi tubuh
Makanan, minuman n obat – obatan
Lingkungan
emosi

Lokasi pemeriksaan :
Lengan,sebaiknya lengan kiri karena dekat dengan jantung dan hindari penempatan manset pd lengan yg terpasang infus, terpasang shun arterivena, lenan yg mengalami fistula, trauma dan tertutup gip/balutan
Pergelangan kaki bagian atas

Alat yang digunakan :
1. Stethoscope,Bagian-bagiannya terdiri dari
gagang
selang penghubung
bel n diafragma
2. Sphygmanometer ( digital n air raksa )bagiannya tediri dari
manometer air raksa n klep pembuka pnutup
manset pengisi udara
selang dari karet
pompa udara dari karet n secrup pmbuka pnutup
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.

PENGERTIAN :
1 Pernapasan adl suatu pross kluar dan masukx udara dalam paru2 yang disertai dg suatu keadaan pertukaran gas O2 dengan CO2
2. Pernapasan luar adl proses penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan
3. Pernapasan dlm adl proses prtukaran gas antara sel jaringn dg cairan sekitarx

Teknik pemeriksaan pernapasan :
Lihat
Dengar
Rsakan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasanx sedang dihitung

ANATOMI :
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Bronkeulus
Alveoli
Paru - paru

FISIOLOGI :
Udara masuk kedlm rongga hidung, udara tersaring, dihangatkan n dilembapkn.pertikel2 debu yg kasar dpt disaring oleh bulu2 hidung yg trdapt dlm lubang hidung sdangkn pertikel halus akan trjerat dlm lapisan mukus sehingga udara yg xmpe paring bbs debu n brsuhu mndekti shu tubh serta dg klebabn 100 %. udara yg tlah mencapai trakea dan bila msh mengandung partikel debu akan dTangkap oleh sekret2 dalnjutnya akan dTeruskan kedalam paru2 dan melalui pembluh alveoli O2 dan CO2 tertukar dan terjadilah proses pernapasan.

Metode perhitungan :
Satu pernapasan adl satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu kali gerakan nak turun)
Pernapasan dihitung selama 30 detik lalu dikalikan 2 untuk mendapatkan frekuensi pernapasantiap menit, pada keadaan normal mungkin pernapasan hanya dihitung selama 15 detik lalu hasilx dikalikan 4

Frekuensi napas normal :
Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
Anak2 15 – 30x/menit
usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
dewasa 16 – 20 x/menit.
Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
Apnea : Bila tidak bernapas .

V. PEMERKSAAN BIOMETRIAKA
1. Pemeriksaan BB
2. Permeiksaan TB

BBI (Brat bdan ideal) :
BBI Dwasa = (TB - 100) – (TB - 100) x 10%
= (B – 100) x 90%
Anak (1 – 10 thn) = (umur thn X 2) + 8
bayi (0 – 12 thn) = (umur bln) : 2 + 4

BMI (Body ms index) = BB
TBXTB(cm)
Ket :
K = < 18,5 kg N = 18,5 – 24 kg OR =24 – 27 kg OS = 27 – 30 kg OB = > 30 kg

3. Pemeriksaan elasitas kulit
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).
PEMERKSAAN NEOROLOGI
1. Fungsi selebral
2. Fungsi nervus cranial
3. Fungsi motorik
4. Fungsi sensorik
5. Refleks

1. Fungsi selebral :
Keadaan umum, tingkt ksadran yg umumx dKembngakan dg Glasgow coma scala (GCS) :

Reflek membuka mata (E)
4 : membuka scara spontan
3 : dg rangsangan suara
2 : dg rangngan nyeri
1 : tdk ada respon
Reflek verbal (V)
5 : orientasi bq
4 : kta,klimat bq tp isix prckpn mmbingungkn
3 : kta2 bq tp klimat tdk baik
2 : kta2 tdk dpt dMngerti
1 : tdk kluar suara
Reflek motorik (M)
6 : mlakukn printh dg bq
5 : mngenali nyri lokal tp tdk mlkukn prnth dg
baik
4 : dpt mnghindari rangsangn dg tngan flksi
3 : hax dpt mlakukn fleksi
2 : hax dpt mlakukn ekstensi
1 : tdk ada grakn

Drajat kesadaran :
Sadar : dpt brerorientasi n brkomunikasi
Somnolen : dpt dGugah dg brbagai stimulasi,breaksi scara M/V kmudian trtidur lg, glisah/tnang
Stupor : grakn spontn, mnjwb scra rflek pd rangsangn nyeri, pndengarn dgn suara kras n penglihtan kuat, V trbatas pd satu or dua kta sja, non verbal dng menggunkn kpala
Semi koma : tdk trdapat respon V, reaksi rangsangn kasar dan ada yg menghindar
ex ; menghindari tusukan
Koma : tdk breaksi pd stimulus

Kualitas kesadaran :
Compos mentis (CM) : breaksi scara adekuat
Abstensia drowsy (ksadaran tumpul) : tdk tidur n tdk bgitu waspada, perhatian rhadap skeliling brkurang, cndrung mngantuk
Confused (bingung) : disorientasi tempa, waktu, orang
Delerium : mentl n M kacau, halusinasi
Apatis : tdk tdur, acuh tk ach,tdk bicara, pandangn hampa

2. Fungsi nervus cranial :
cara pemerksaan
N.I : olfaktorius (daya penciuman)
N.II : optikus (tajam penglihatan)
N.III : okulomorius (grakn klopak mta kAtas, kontriksi pupil, grakn otot mata)
N.IV=N.III : trochlearis (grkan mata kBwah n dlm)
N.V : trigeminal (mnguxh,sensasi wajh,gigi,lidah,reflek kornea n rflk.kdip).
N.VI=N.III : abducend (deviasi mata kelateral)
N.VII : fasialis (gerakan oot wajah, sensasi rasa 2/3 anterior lidah)
N.VIII : vestibulocochlearis (pendengaran n keseimbangan)
N.VIX : glosofaringeus (sensasi rasa 1/3 posterior lidah)
N.X : vagus (reflek muntah n mnelan)
N.XI : accesorius (grakan otot trapezius dan otot sternocleoudus masteodeus)
N.XII : hipoglosus (grakan lidah)

Cara pengujian fungsi nervus cranial :
N.I
px mmjamkn mata,disuruh membdakn bau yg dRasakan (kopi,tmbakau,alkohol,dll)
N.II
dg snelen card,foduscope,priksa lapang pandang
N.III
tes ptran bola mata, menggrakkn konjungtva,palvebra,rflk pupil,inspeksi bola mata

N.IV
grakkan mata kBawah n kdalam
N.V
grakkn rahang kSmua sisi,px mmjamkan mata,senth dg kpas pd dahi n pi2.reaksi nyeri dlakukn dg bnda tumpul n reaksi suhu dg air pnas or dingin.
N.VI
= N.III
N.VII
senyum,bersiul,menggrakkn dahi,mengangkt alis mata,mntup klopak mta dg thanan,mnjulurkn lidah untk membdakan gula n gram

N.VIII
tes webber n rinne
N.IX
membdakan rasa manis n asam
N.X
menyenth faring posterior, px mnelan ludah or air n sduruh mengucapkn “ah....!”
N.XI
palpasi n catat kkuatn otot trapesius,surh px mngangkt bahu n lakukn thanan sambl px mlawan thanan tsb.palpasi n catat kkuatn otot sternokleodomasteudeus dg cara surh px mmutar kpala n lakukn tahanan n surh px mlawan thanan
N.XII
px dsuruh menjulurkn lidah n dgrakkan dari sisi ke sisi.surh px mnekan pi2 bagian dlm lalu tekan dari luar n printah px mlawan tkanan tadi

3. Fungsi motorik :
Otot
ukuran otot : atropi/hipertropi
tonus : kekejangan, kekakuan, kelemahan
kekuatan : fleksi, ekstensi,abduksi, adduksi.
Gait (keseimbangan) : dgn rombergs tes

Drajat kekuatan motorik :
5 : kekuatan pnuh untuk mlakukn aktifitas
4 : ada grakan tp dtk pnuh
3 : ada kkuatan brgrak untuk mlawan grapitas bumi
2 : ada kmampuan brgrak tp tdm mampu mlawan grafitasi bumi
1 : hanya ada kontraksi
0 : tdk ada kontraksi sma skli

4. Fungsi sensorik :
# Tes :
nyeri
suhu
raba halus
gerak
getar
tekan
refered pain (cubit)

5. Fungsi refleks :
reflek superfisial
reflek gluteal (pantat)/panggul
carax : goreskn/tusukan daerah gluteal
respon : gerakn reflek torik otot gluteal ipsi
lateral
Reflek tendon/periosteum
reflek patela
cara : ketuk pd tendon patella
respon : plantar fleksi cz kontraksi m.Quadrisep
femoris
Reflek patologis
- babinsky
cara : penggoresan tlapak kki bagian lateral
dr posterior ke anterior
respon : ekstensi ibu jari kaki n pengemba
ngan jari-jari kki lainx
- gordon
cara : penekanan betis secara keras
respon : spt babinsky
Rossolimo
cara :mengetukkan pd tlapk kaki
respon : fleksi jari2 kki pd sendi interfalangeal
Hoffman
cara : menggoreskn pd kuku jari tangan px
respon : jari2 fleksi

Reflek primitif
- grasps refleks
cara : mnekan jari pmeriksa pd tlapak
tangan px
respon : tangan px mengepal
- palmo-mental refleks
cara : goreskn ujung pena pd tlapak tngan
respon : kontraksi otot mntalis

TTV

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan tanda-tanda vital adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit

JENIS PEMERIKSAAN TTV :
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pemeriksaan nadi
Pemeriksaan Tekanan darah
Pemeriksaan pernapasan
Pemeriksaan bio metrika dasar
Pemeriksaan neorologi

. PEMERIKSAAN SUHU TUBUH :
LANDASAN TEORI
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.

PENGERTIAN
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan.

Factor yg mmpengaruhi suhu tubuh :
Umur
Aktifitas tubuh
Jenis Kelamin
Perubahan emosi
Perubahan Cuaca
Makanan, minuman
Rokok n obat2an

Lokasi pemeriksaan suhu tubuh :
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu :
di mulut (oral),
anus (rectal),
ketiak (axilla)
telinga ( auricular )
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung.
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung.

Factor yg mmpengaruhi prubahan nadi :
Cemas dan stres
Penyakit trutama penyakit cardio vascular
suhu
aktifitas dan olah raga
makanan dan minuman
umur dan jenis kelamin

Lokasi pemeriksaan nadi :
1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
4. arteri poplitea
terletak pada belakang lutut
5. arteri dorsalis pedis atau arteri
tibialis posterior pada kaki

Alat yg dGunakan untk mmeriksa nadi :
Stethoscope (auskultasi)
Jeri-jari tangan (palpasi)

Prosedur perhitungan :
hitung nadi selama 1 menit
bila perhitungan selama 15 detik maka dikalikan 4 (empat)
bila pertingan selama 30 menit maka dikalikan 2 (dua)
perhitungan perkalian hanya dilakukan pada frekuensi nadi yang teratur

Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole.
Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg).

PENGERTIAN :
tekanan darah adala kecepatan aliran darah persatuan dinding pada pembuluh darah yang diberikan oleh darah yang mengalir

Faktor yg mempengaruhi TD :
Tolakan perifer
Gerakanmemompa oleh ajntung
Volume darah
Kekentalan darah
Latihan fisik
Posisi tubuh
Makanan, minuman n obat – obatan
Lingkungan
emosi

Lokasi pemeriksaan :
Lengan,sebaiknya lengan kiri karena dekat dengan jantung dan hindari penempatan manset pd lengan yg terpasang infus, terpasang shun arterivena, lenan yg mengalami fistula, trauma dan tertutup gip/balutan
Pergelangan kaki bagian atas

Alat yang digunakan :
1. Stethoscope,Bagian-bagiannya terdiri dari
gagang
selang penghubung
bel n diafragma
2. Sphygmanometer ( digital n air raksa )bagiannya tediri dari
manometer air raksa n klep pembuka pnutup
manset pengisi udara
selang dari karet
pompa udara dari karet n secrup pmbuka pnutup
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.

PENGERTIAN :
1 Pernapasan adl suatu pross kluar dan masukx udara dalam paru2 yang disertai dg suatu keadaan pertukaran gas O2 dengan CO2
2. Pernapasan luar adl proses penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan
3. Pernapasan dlm adl proses prtukaran gas antara sel jaringn dg cairan sekitarx

Teknik pemeriksaan pernapasan :
Lihat
Dengar
Rsakan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasanx sedang dihitung

ANATOMI :
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Bronkeulus
Alveoli
Paru - paru

FISIOLOGI :
Udara masuk kedlm rongga hidung, udara tersaring, dihangatkan n dilembapkn.pertikel2 debu yg kasar dpt disaring oleh bulu2 hidung yg trdapt dlm lubang hidung sdangkn pertikel halus akan trjerat dlm lapisan mukus sehingga udara yg xmpe paring bbs debu n brsuhu mndekti shu tubh serta dg klebabn 100 %. udara yg tlah mencapai trakea dan bila msh mengandung partikel debu akan dTangkap oleh sekret2 dalnjutnya akan dTeruskan kedalam paru2 dan melalui pembluh alveoli O2 dan CO2 tertukar dan terjadilah proses pernapasan.

Metode perhitungan :
Satu pernapasan adl satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu kali gerakan nak turun)
Pernapasan dihitung selama 30 detik lalu dikalikan 2 untuk mendapatkan frekuensi pernapasantiap menit, pada keadaan normal mungkin pernapasan hanya dihitung selama 15 detik lalu hasilx dikalikan 4

Frekuensi napas normal :
Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
Anak2 15 – 30x/menit
usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
dewasa 16 – 20 x/menit.
Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
Apnea : Bila tidak bernapas .

V. PEMERKSAAN BIOMETRIAKA
1. Pemeriksaan BB
2. Permeiksaan TB

BBI (Brat bdan ideal) :
BBI Dwasa = (TB - 100) – (TB - 100) x 10%
= (B – 100) x 90%
Anak (1 – 10 thn) = (umur thn X 2) + 8
bayi (0 – 12 thn) = (umur bln) : 2 + 4

BMI (Body ms index) = BB
TBXTB(cm)
Ket :
K = < 18,5 kg N = 18,5 – 24 kg OR =24 – 27 kg OS = 27 – 30 kg OB = > 30 kg

3. Pemeriksaan elasitas kulit
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).

Rabu, 04 Mei 2011

http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/
Kelahiran Nabi Muhammad Saw.


Nabi Muhammad saw dilahirkan pada tahun gajah, yakni tahun dimana Abrahah al-Asyram berusaha menyerang Makkah dan menghancurkan Kabah dengan pasukan gajahnya. Lalu Allah menggagalkannya dengan mujizat sebagaimana diceritakan dalam Surat Al-Fiil. Menurut pendapat yang paling kuat, beliau lahir pada hari Senin malam, 12 Rabiul Awwal.
Beliau lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya (Abdullah bin Abdul Muthalib) meninggal ketika ibunya (Aminah binti Wahhab bin Abdu Manaf bin Zuhra) mengandung beliau dua bulan. Lalu beliau di asuh Abdul Muthalib, dan disusukannya kepada Halimah binti Abu Dzuaib, seorang wanita dari Banu Saad.
Pada waktu itu pedalaman Banu Saad sedang mengalami musim kemarau yang menyebabkan keringnya ladang peternakan dan pertanian. Tidak lama setelah Muhammad saaw tinggal di sana, pedalaman Banu Saad kembali menghijau, sehingga kambing-kambing pulang dengan perut kenyang dan penuh air susunya. Kehadiran Muhammad saaw telah membawa keberkahan di sekitarnya.
Ketika masih kecil, Muhammad saaw didatangi dua malaikat yang membedah dadanya untuk membersihkan hatinya dengan air dari surga dan dengan air zamzam.
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik ra katanya: Rasulullah s.a.w telah didatangi oleh Jibril as ketika baginda sedang bermain dengan kanak-kanak. Lalu Jibril as memegang dan merebahkan baginda, kemudian Jibril as membelah dada serta mengeluarkan hati baginda. Dari hati tersebut dikeluarkan segumpal darah, lalu Jibril as berkata: Ini adalah bahagian syaitan yang terdapat dalam dirimu. Setelah itu Jibril membasuh hati tersebut dengan menggunakan air Zamzam di dalam sebuah wadah yang terbuat dari emas, kemudian meletakkanya kembali ke dalam dada baginda serta menjahitnya sebagaimana asal. Dua orang kanak-kanak segera menemui ibunya yaitu ibu susuan Rasulullah saaw dan mereka berkata: Muhammad telah dibunuh. Seterusnya mereka mengusung baginda, ketika itu rupa baginda telah berubah. Anas berkata: Aku benar-benar pernah melihat bekas jahitan tersebut di dada baginda. (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa`i, Abu Daud, Ahmad bin Hanbal)

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MAKKAH

Wahyu pertama turun
Aisyah r.a. -seperti yang diriwayatkan dalah Shahih Bukhari- berkata, awal permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. adalah mimpi yang benar. Beliau tidak melihat sesuatu mimpi, kecuali mimpi tersebut datang seperti cahaya subuh. Kemudian beliau menyendiri di Gua Hira untuk beribadah beberapa malam sebelum kembali ke keluarganya dan mengambil bekal untuk kegiatannya itu sampai beliau dikejutkan oleh kedatangan Malaikat Jibril pada saat berada di Gua Hira.
Malaikat Jibril mendatangi beliau dan berkata, “Bacalah!” Rasulullah saw. menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Beliau mengatakan, lal malaikat itu memegang dan mendekapku sampai aku merasa lelah. Kemudian ia melepaskanku dan megnatakan, “Bacalah!” Aku menjawab, “Aku tidak dapat membaca!’ Malaikan itu mengulanginya untuk yang ketiga sambil mengatakan, “Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq; bacalah, dengann menyebut nama Rabbmu yang menciptakan.” (Al-’Alaq: 1)
Kemudian Rasulullah saw. pulang. Kepada isterinya, Khadijah, beliau berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Lalu beliau diselimuti sampai rasa keterkejutannya hilang. Kemudian beliau menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah. “Aku Khawatir terhadap diriku.” Khadijah menjawab, “Tidak. Demi Allah, sama sekali Dia tidak akan menghinakanmu selamanya. Sebab, engkau orang yang mempererat tali persaudaraan dan memikul beban orang lain. Engkau orang yang menghormati tamu, membantu orang yang susah, dan membela orang-orang yang berdiri di atas kebenaran.”
Kemudian Khadijah pergi bersama Nabi saw. menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah pernah menulis kitab Injil berbahasa Ibrani. Khadijah berkata, “Wahai anak pamanku, dengarlah apa yang dikatakan oleh anak saudarmu.” Waraqah bertanya dan ketika Rasulullah saw. menceritakan peristiwa yang dialaminya, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah diutus Allah swt. kepada Nabi Musa a.s. Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda perkasa. Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu.”
Rasulullah saw. bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak seorang pun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang kamu hadapi itu pasti aku akan membantumu sekuat tenagaku.”
Setelah itu, selama tiga tahun lamanya Rasulullah saw. berdakwah secara rahasia. Hingga kemudian turun surat Al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rasulullah saw. agar berdakwah secara terang-terangan. “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musryik.”
Berdakwah secara terang-terangan
Rasulullah saw. pun menjalankan perintah itu. Berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun. Terutama di musim-musin haji. Beliau mendatangi orang-orang dari rumah ke rumah. Berdakwah di Pasar ‘Ukkadz, Majannah, dan Dzul-Majaz. Beliau mengajak orang banyak untuk memeluk Islam dan menawarkan surga sebagai imbalan. Beliau sampaikan seluruh risalah Allah swt. yang sampai kepadanya ketika itu. Namun, tidak banyak yang mau menyambut ajakannya.
Bahkan Rasulullah saw. menemui banyak rintangan. Berbagai macam siksaan yang menyulitkan langkah dakwahnya datang dari masyarakat Mekkah. Tidak sedikit orang menuduh beliau sebagai orang gila, tukang sihir, atau dukun.
Hijrah ke Habasyah
Pada tahun ke-5 kenabian, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabatnya hijrah ke Habasyah (sekarang Ethiopia). Keputusan ini diambil karena siksaan yang dilakukan masyarakat Quraisy terhadap kaum muslimin ketika itu semakin gencar. Rasulullah saw. memilih Habasyah karena, “Di sana terdapat seorang pemimpin yang tidak aniaya terhadap siapa pun yang ada di dekatnya.”
Rombongan sahabat Rasulullah saw. yang hijrah pertama kali ini terdiri atas 12 orang pria dan 4 orang wanita. Rasulullah saw. menunjuk Utsman bin Affan sebagai amir kafilah hijrah ini.
Hijrah kedua ke Habasyah
Tak lama kemudian Hamzah bin Abdul Muthallib dan Umar bin Khaththab masuk Islam. Kabar ini sampai ke telinga para sahabat yang hijrah di Habasyah. Mereka tahu betul bahwa Hamzah dan Umar adalah sosok yang punya karakter, berani, dan perkasa. Karena itu mereka yakin bahwa dengan masuknya kedua orang itu kaum muslimin di Mekkah akan menjadi kuat. Karena itu, para muhajirin itu memutuskan untuk kembali pulang ke Mekkah.
Namun, tatkala sampai ke Mekkah mereka mendapati tidak seluruh kaum muslimin terbebas dari siksaan kaum Quraisy. Terutama mereka-mereka yang tidak mendapatkan jaminan keselamatan dari tokoh-tokoh Quraisy terpandang. Ketika siksaan dari kaum Quraisy sampai pada titik puncak yang tak bisa ditanggung lagi oleh kaum muslimin yang lemah, Rasulullah saw. mengizinkan mereka kembali hijrah ke Habasyah.
Hijrah yang kedua kalinya ini dilakukan oleh 83 orang pria dan 19 orang wanita. Kaum musyrikin Quraisy mengutus Amr bin Al-’Ash dan ‘Ammarah bin Al-Walid menemui Najasyi, Raja Habasyah. Mereka membawa berbagai hadiah. Mereka meminta Najasyi mengekstradisi kaum muslimin lari dari Mekkah. Namun Najasyi menolak sebelum mendengar langsung perkara yang sebenarnya dari pihak kaum muslimin.
Ja’far bin Abu Thalib r.a. tampil menjadi juru bicara kaum muslimin. Ia menjelaskan keadaan mereka ketika di masa jahiliyah dan bagaimana mereka berubah ketika menerima Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hidayah itu telah mengubah diri mereka menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Ja’far juga memperdengarkan beberapa ayat Al-Qur’an kepada Raja Najasyi, yaitu awal surat Maryam. Ayat itu berisi padangan Islam tentang Isa bin Maryam a.s. Isa adalah seorang hamba Allah dan Rasul-Nya. Mendengar keterangan itu, Najasyi memutuskan mengembalikan semua hadiah kaum musyrikin Quraisy dan memuliakan kaum muslimin sebagai tamu di negerinya.
Berbagai jenis siksaan yang menimpa Rasulullah saw. dan sahabatnya
Ada dua alasan mengapa kaum Quraisy tidak mau menerima dakwah Rasulullah saw. padahal mereka tahu betul akan kepribadian Rasulullah saw. yang tidak pernah berdusta. Bahkan mereka sendiri menggelari Rasulullah saw. dengan sebutan Al-Amin (orang yang terpercaya).
Alasan pertama, ritual penyembahan mereka kepada berhala adalah tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Karena itu, Islam dipandang sebagai ajaran yang mengancam tradisi leluhur yang harus mereka pertahankan. Alasan kedua, kaum Quraisy secara turun temurun punya kedudukan tinggi di masyarakat Mekkah. Mereka mengurus jamaah haji, memegang kunci Ka’bah, dan menguasai sumur Zamzam. Kedatangan Islam akan menggeser hak istimewa mereka itu. Karena itu, mereka menolak dakwah Rasulullah saw.
Mereka berusaha menghentikan dakwah Rasulullah saw. Mereka menawarkan tiga hal -harta, tahta, dan wanita-kepada Rasulullah saw. agar berhenti mendakwahkan Islam. Rasulullah saw. menolak. Bahkan Rasulullah saw. menawarkan, “Ucapkanlah laa ilaaha illallah, niscaya kalian akan mengusai bangsa Arab.”
Cara “halus” tak berhasil. Mereka menebar teror dengan siksaan terhadap Nabi dan kaum muslimin. Jika terhadap muslim yang memiliki kedudukan dan kehormatan dalam masyarakat, musyrikin Quraisy hanya menebar ancaman. Abu Jahal mengintimidasi seorang muslim golongan ini, “Engkau tinggalkan agama nenek moyangmu, padahal mereka lebih baik darimu. Kami akan rendahkan angan-anganmu. Kami akan lecehkan kehormatanmu. Akan kami rusak usahamu dan kami hancurkan hartamu.”
Terhadap kaum muslimin dari golongan lemah -apakah lemah secara ekonomi (fakir miskin atau lemah secara status sosial (budak)-musyrikin Quraisy tidak segan-segan menyiksa mereka. Bani Makhzum menyiksa keluarga Yasir. Yasin dan istrinya, Sumayyah, syahid dalam siksaan tersebut. Ammar bin Yasir memelas kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasul, siksaan kepada kami telah mencapai puncaknya.” Rasulullah saw. menghibur Ammar, “Bersabarlah, wahai Abul Yaqdzan. Bersabarlah, wahai keluarga Yasir. Balasan untuk kalian adalah surga.”
Kaum musyrikin juga menyeret Bilal bin Rabah ke tengah padang pasir di tengah hari. Mereka melempari tubuh telanjang Bilal dengan batu-batu yang terpanggang panas matahari. Kemudian menindih dada Bilal dengan batu besar. Mereka memerintahkan Bilal menyebut nama tuhan-tuhan mereka. Tapi Bilal menolak. Ia mengucap, “Ahad, Ahad….”
Bani Hasyim diboikot, Abu Thalib dan Khadijah wafat
Kaum musyrikin Quraisy mengirim utusan kepada Abu Thalib, paman Nabi, membawa penawaran: jika keponakannya menginginkan kerajaan, mereka siap mengangkatnya menjadi raja; jika menginginkan harta, mereka siap mengumpulkan harta sehingga tidak ada yang terkaya kecuali Nabi; jika Nabi terkena gangguan jin, mereka siap mencarikan obat untuk menyembuhkanya; asal Nabi berhenti mendakwahkan Islam.
Rasulullah saw. menolak tawaran itu. Kepada Abu Thalib, beliau berkata, “Demi Allah, jika mereka meletakkan matahai di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan meninggalkan (dakwah) ini, sampai Allah memenangkannya atau aku hancur karenanya.”
Mendengar jawaban itu, Abu Thalib berkata, “Teruskanlah urusanmu. Demi Allah, aku tidak akan menyerahkanmu selamanya.” Kemudian Abu Thalib mengumpulkan keluarga dekatnya untuk membela Rasulullah saw. Bani Hasyim dan Bani Muthallib datang, kecuali Abu Lahab.
Sementara Bani Hasyim dan Bani Muthallib -baik yang sudah beriman maupun yang masih musyrik– berkumpul untuk membela Rasulullah saw., kaum musyrikin juga berkumpul. Mereka sepakat untuk tidak melakukan jual-beli dan tidak memasuki rumah-rumah Bani Hasyim dan Bani Muthallib sebelum Rasulullah saw. diserahkan kepada mereka untuk dibunuh. Kesepakatan ini ditulis di sebuah spanduk dan di simpan di dalam Ka’bah.
Atas boikot tersebut, Abu Thalib memerintahkan kerabatnya untuk masuk ke dalam Syi’ib (lembah) dan berdiam di sama. Itulah awal tiga tahun masa boikot yang penuh derita dan guncangan.
Ternyata masih ada nurani di beberapa orang tokoh Quraisy. Hisyam bin Amr, Zuher bin Umayyah, Abul Kakhtari bin Hisyam, Zam’ah bin Al-Aswad, dan Muth’im bin ‘Adi bersepakat untuk membatalkan isi penjanjian musyrikin Quraisy. Sebelumnya Rasulullah saw. telah mengabarkan kepada pamannya, Abu Thalib, bahwa Allah telah mengutus rayap menghancurkan spanduk kesepakatan tersebut dan hanya menyisakan kalimat “Bismika Allahumma” (dengan nama-Mu, ya Allah).
Benar saja. Saat memasuki Ka’bah, Muth’im bin ‘Adi mendapati kondisi spanduk kesepakatan itu seperti yang diberitakan Rasulullah saw. Maka keluarlah Bani Hasyim dan Bani Muthallib dari Syi’ib. Mereka kembali berbaur bebas dengan masyarakat. Peristiwa ini terjadi di tahun ke-10 kenabian. Enam bulan setelah peristiwa ini, Abu Thalib wafat.
Rasulullah saw. bukan hanya kehilangan paman yang membelanya, tapi juga kehilangan isteri yang menjadi teman seperjuangan. Khadijah wafat di tahun yang sama dengan wafatnya Abu Thalib. Musibah yang beruntun terhadap diri Rasulullah saw. ini disebut ‘Amul Huzni (Tahun Kesedihan). ‘Amul Huzni terjadi selama 3 tahun sebelum perintah hijrah ke Madinah. Sebab, tiga tahun terakhir itu penindasan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin dan upaya pembunuhan terhadap Rasulullah saw. demikian memuncak.
Isra’ dan Mi’raj
Di tengah himpitan musuh dan kehilangan pembela, Rasulullah saw. ditemani Jibril, diperjalankan oleh Allah swt. dari Mekkah ke Baitul Maqdis dengan mengendarai Buraq. Di Baitul Maqdis Rasulullah saw. shalat dan menjadi imam dengan makmum para nabi. Setelah itu, Nabi saw. naik ke langit dunia. Di sana beliau bertemu dengan Nabi Adam a.s. Di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya a.s. Di langit ketiga bertemu Nabi Yusuf a.s. Di langit keempat Nabi Idris. Di langit kelima bertemua Nabi Harun. Di langit kelima bertemu dengan Nabi Musa a.s. Di langit ketujuh bertemu Nabi Ibrahim a.s. Kemudian Rasulullah saw. sampai di Sidratul Muntaha, lalu diangkat ke Baitul Ma’mur. Di sini Jibril terlihat dalam bentuknya yang asli.
Allah saw. telah berbicara dengan Rasulullah saw. dan memberi perintah wajibnya shalat 5 waktu. Sebelumnya perintah itu adalah 50 kali dalam sehari semalam. Tapi, setelah berdiskusi dengan Nabi Musa, Rasulullah saw. bolak-balik meminta keringanan kepada Allah swt.
Rasulullah saw. menceritakan tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini kepada kaum muslimin dan penduduk Mekkah. Kaum musyrikin mendustakan, meski Rasulullah saw. mampu memberi bukti dengan menerangkan secara terperinci tentang Baitul Maqdis dan kafilah Quraisy yang tengah kembali dari Syam.
Hanya Abu Bakar orang yang tidak ragu dengan cerita Rasulullah saw. tersebut. Tak heran jika Rasulullah saw. memberinya gelar As-Shiddiq.
Masuk Islamnya Penduduk Yatsrib
dakwatuna.com - Kota Yatsrib berpenduduk asli Suku Aus dan Suku Khazraj. Di samping mereka, orang-orang Yahudi juga menentap di sana. Meski bermuamalah dengan penduduk Suku Aus dan Khazraj, orang-orang Yahudi tidak bisa menutupi sikap permusuhan mereka. Bahkan, orang-orang Yahudi ini menjanjikan bahwa akan datang seorang nabi yang akan memimpin mereka memerangi Suku Aus dan Khazraj sebagaimana memerangi kaum ‘Ad dan Tsamud.
Keyakinan akan datangnya nabi tersebut begitu melekat di penduduk Yatsrib. Hingga suatu ketika di musim haji Rasulullah saw. berdakwah dengan mendatangi kabilah-kabilah yang tengah melaksanakan haji di Baitullah. Rasulullah saw. berjumpa dengan rombongan dari Suku Khazraj. Beliau menawarkan Islam kepada mereka. Orang-orang Khazraj saling berkata kepada satu sama lain, “Ketahuilah, demi Allah, ini adalah Nabi yang pernah dijanjikan oleh orang-orang Yahudi kepada kalian. Maka, jangan sampai mereka mendahului kalian.”
Spontan orang-orang Suku Khazraj itu menerima ajakan Rasulullah saw. Mereka masuk Islam. Mereka kembali ke Yatsrib dan mengajak kaumnya masuk Islam sehingga tidak ada satu pun rumah-rumah Suku Khazraj dan Aus yang penghuninya tidak membicarakan tentang Rasulullah saw. dan agama Islam.
Bai’at Aqabah
Setahun setelah perjumpaan pertama itu, 12 orang penduduk Yatsrib yang telah beriman pergi ke Mekkah untuk melaksanakan haji dan menemui Rasulullah saw. Mereka bertemu di Aqabah. Di sana mereka membai’at (bersumpah setia) kepada Rasulullah saw. Isi bai’at mereka adalah seperti bai’at kaum wanita. Isi bai’at wanita adalah, pertama, tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah; kedua, tidak mencuri; ketiga, tidak akan berzina; keempat, tidak akan membunuh anak-anak mereka sendiri, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka, dan tidak berdurhakai Rasulullah dalam urusan yang baik.
Mereka juga shalat bersama Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. mengutus Mus’ab bin Umair untuk mewakili Rasulullah saw. membacakan Al-Qur’an dan mengajarkan Islam kepada mereka di Yatsrib.
Pada musim haji berikutnya Mus’ab bin Umair membawa rombongan muslimin Yatsrib yang terdiri atas 73 pria dan 2 wanita menuju Mekkah. Mereka membuat janji bertemu dengan Rasulullah saw. pada pertengahan hari tasyrik di Aqabah. Setelah lewat sepertiga malam di malam waktu yang dijanjikan, rombongan itu menjumpai Rasulullah saw. secara diam-diam.
Rasulullah saw. menerima mereka didampingi oleh Abbas, paman beliau. Abbas menyelidiki ketulusan orang-orang Yatsrib untuk membela Rasulullah saw. Setelah itu Rasulullah saw. bersabda, “Aku membai’at kalian untuk membelaku -jika aku dantang kepada kalian-seperti kalian membela anak dan istri kalian; dan bagi kalian surga.” Setelah itu, satu per satu orang-orang Yatsrib yang hadir berdiri dan membai’at Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw. meminta mereka menyiapkan 12 orang naqib.
Setelah orang-orang Yatsrib meninggalkan Mekkah, kabar tentang peristiwa bai’at itu sampai ke telinga kalanga Quraisy. Orang-orang Quraisy berusaha mengejar rombongan itu, namun tidak berhasil menemukan.
Pada Bai’at Aqabah kedua ini, Rasulullah saw. menambahkan satu isi yang tidak ada di Bai’at Aqabah pertama, yaitu syarat ikut berperang. Kaum muslimin Yatsrib diminta berjanji untuk ikut berperang di sisi Rasulullah saw. Ubadah bin Shamit r.a. adalah salah seorang yang hadir dalam peristiwa itu. Ia berkata, “Kami telah berbai’at kepada Rasulullah saw. pada bai’atul-harbi (bai’at perang) untuk mendengar dan setia dalam keadaan susah dan senang, dalam keadaan bahagia dan sengsara, serta mendahulukan kepentingan dakwah atas kepentingan diri sendiri, tidak akan menentang urusan dari ahlinya, mengatakan yang benar di manapun kami berada, serta kami tidak akan takut kepada celaan orang lain dalam menegakkan agama Allah.”
Hijrah Ke Madinah
Rasulullah saw. memberi izin kaum muslimin untuk hijrah ke Yatsrib. Maka bergegaslah mereka hijrah diam-diam secara sendiri-sendiri atau berombongan. Hingga kaum muslimin di Mekkah hanya tersisa Rasulullah saw. bersama Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib serta beberapa orang lagi yang ditahan paksa musyrikin Quraisy.
Kaum Quraisy tahu betul bahwa kaum muslimin hijrah ke tepat yang strategis. Yatsrib adalah lintasan kafilah dagang kaum Quraisy menuju Syam. Karena itu, mereka khawatir jika Rasulullah saw. sampai ikut hijrah ke Yatsrib akan membuat fatal urusan dagang mereka. Maka mereka berkumpul di Darun Nadwah.
Mereka sepakat masing-masing kabilah akan mengirim seorang pemuda dengan pedang terhunus untuk membunuh Rasulullah saw. secara bersama-sama. Dengan demikian, darah Rasulullah saw. menjadi noda seluruh kabilah yang ada di Mekkah dan Bani Abdi Manaf tidak dapat menuntut balas.
Rencana jahat itu disampaikan Ibis dalam bentuk seorang tokoh dari Nejed, sehingga secara aklamasi disetujui oleh orang-orang yang hadir.
Allah swt. mengutus Jibril a.s. untuk mengabarkan rencana jahat itu. Kata Jibril, “Engkau jangan tidur malam ini di atas tempat tidur yang biasa engkau gunakan.” Lalu Rasulullah saw. memerintahkan Ali bin Abu Thalib tidur di tempat tidurnya dengan berselimut.
Para pemuda utusan seluruh kabilah memata-matai rumah Rasulullah saw. Rasulullah saw. mengambil segenggam tanah lalu melemparkan ke atas kepala mereka sambil membaca ayat ke-9 surat Yasin, “Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula; dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.”
Rasulullah saw. dan Abu Bakar bergegas menuju Gua Tsur. Di sana mereka bersembunyi selama 3 hari. Seekor laba-laba menutupi mulut gua dengan anyaman jaring-jaringnya. Seekor burung merpati bertelur di depan gua. Abu Fuhairah, pesuruh Abu Bakar, ditugaskan mengembalakan kambing untuk menghapus jejak Rasulullah saw. Namun, para pencari jejak kaum Musyrikin Quraisy sampai juga ke mulut Gua Tsur. “Jika salah seorang di antara mereka melihat ke bawah, niscaya mereka akan melihat kami,” kata Abu Bakar. Namun Rasulullah saw. berkata kepada Abu Bakar, “Bagaimana engkau mengira kita dua orang, padahal Allah yang ketiga.”
Di hari ketiga Abdullah bin Uraiqit yang bukan muslim, datang membawa unta dan menjadi petunjuk jalan hijrah Rasulullah saw. menuju Yatsrib. Sementara kaum Quraisy yang merasa kecolongan, mengumumkan hadiah bagi siapa saja yang berhasil mendatangkan kembali Rasulullah saw. dan Abu Bakar.
Suraqah berharap mendapat hadiah itu. Ia menemukan jejak Rasulullah saw. Namun ketika mencoba mendekat, Rasulullah saw. berdoa. Dua kaki depan kuda Suraqah terbenam ditelan bumi. Suraqah memohon agar Rasulullah saw. mendoakan kudanya keluar dari himpitan bumi dan ia berjanji akan menghalau para pemburu hadiah dari Nabi dan Abu Bakar. Rasulullah saw. mengabulkan bahkan menjanjikan gelang Kaisar Persia. “Bagaimana pendapatmu, wahai Suraqah, jika engkau memakai gelang-gelang Kisra?” Janji ini terpenuhi di masa Kekhalifahan Umar bin Khaththab.
Rute yang ditempuh Rasulullah saw. menuju Yatsrib bukan rute biasa. Rasulullah saw. dibawa Abdullah bin Uraiqit menyusuri pesisir Laut Merah. Dalam perjalanan itu Rasulullah saw. melawati kemah milik Ummu Ma’bad. Tahun itu adalah musim kering dan tandus. Tidak ada air. Rasulullah saw. meminta izin kepada Ummu Ma’bad untuk memerah seekor kambing kurus miliknya.
Rasulullah saw. memerah susu kambing itu. Satu bejana penuh mereka minum. Sebelum pergi melanjutkan perjalanan, Rasulullah saw. memerah lagi satu bejana penuh untuk Ummu Ma’bad. Ketika suaminya tiba, Ummu Ma’bad menceritakan peristiwa itu. Suaminya berkata, “Demi Allah, aku berpendapat, dialah orang yang sedang dicari-cari oleh orang Quraisy.”
Tiba Di Madinah
Sejak mendengar kabar Rasulullah saw. telah keluar dari Kota Mekkah, setiap hari kaum muslimin Yatsrib keluar rumah menunggu-nunggu kedatangan beliau. Hingga orang yang ditunggu itu tiba pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal di tahun ke-13 kenabian.
Seorang Yahudi berteriak-teriak di atas bangunan tertinggi Yatsrib menginformasikan kedatangan Rasulullah saw. Orang-orang menyambut Rasulullah saw. yang kemudian menginap di perkampungan Bani Amr bin ‘Auf selama 14 hari. Di sini Rasulullah saw. membangun Masjid Kuba. Di hari Jum’at Rasulullah saw. meninggalkan Kuba dan shalat Jum’at di Bani Salim bin ‘Auf. Rasulullah saw. kembali meneruskan perjalanan. Orang-orang berebut memegang tali kekang unta beliau dan menawarkan singgah ke rumah-rumah mereka. Rasulullah saw. berkata, “Biarkan saja unta ini karena ia berjalan menurut perintah.”
Unta Rasulullah saw. berhenti di tanah milik dua orang anak yatim yang diasuh As’ad bin Zurarah. Rasulullah saw. membebaskan tanah itu dengan harga yang layak dan membangun masjid. Itulah Masjid Nabawi. Selama pembangunan masjid dan rumah, Rasulullah saw. tinggal sebagai tamu di rumah Abu Ayyub Al-Anshari.
Setelah beberapa hari Rasulullah saw. mengutus Zaid bin Haritsah dan Abu Rafi menjemput keluarga Rasulullah saw. yang tertinggal di Mekkah, kecuali putri Rasulullah yang bernama Zaenab.
Mempersaudarakan Mujahirin dan Anshar
Selain membangun masjid, mengubah nama kota dari Yatsrib menjadi Madinah, dan membuat perjanjian dengan kelompok-kelompok Yahudi dan kabilah lainnya, Rasulullah saw. juga mempersaudarakan antara kaum muslimin asal Mekkah -disebut Muhajirin-dengan kaum muslimin asal Madinah -disebut Anshar–. Jumlah mereka seluruhnya 90 orang pria. Mereka dipersaudarakan untuk saling tolong menolong dan saling memberi warisan setelah mereka meninggal kelak, selain memberi warisan kepada kaum kerabat mereka sendiri. Sampai ketentuan saling mewarisi ini dihentikan oleh Allah swt. dengan turunnya ayat 75 surat Al-Anfal. Dengan persaudaraan ini, beban sosial dari peristiwa hijrahnya kaum Muhajirin dari Mekkah yang tanpa membawa harta sedikitpun, terselesaikan.
Perubahan Arah Kiblat
Selama 16 bulan Rasulullah saw. melaksanakan shalat menghadap ke Baitul Maqdis, Palestina. Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Rasulullah saw. menyamai kiblat mereka. Mereka berkata bahwa arah kiblatnya sama dengan mereka, maka agama Rasulullah hampir menyamai agama mereka.
Karena itu, Rasulullah saw. menginginkan agar Allah swt. mengubah arah kiblat ke Mekkah. Atas harapan Rasulullah saw. ini, Allah swt. menurunkan ayat 144 surat Al-Baqarah. “Sungguh kami sering melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”
Atas perintah Allah swt. ini, seluruh kaum muslimin membalikan arah kiblat 180 derajat, dari Baitul Maqdis menuju Baitullah di Mekkah. Peristiwa besar ini menjadi ujian bagi kaum muslimdan juga kaum kafir.


perang pada zaman rasulullah

PERANG BADAR
Sejarah Rasulullah s.a.w
Peperangan Badar
Muqaddimah:
Setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah bersama-sama para sahabatnya dan diterima baik oleh orang-orang anshar, Islam telah berkembang, tersebar luas dan diterima oleh banyak kabilah-kabilah arab. Kekuatan dan ekonomi Madinah telah menjadi kukuh. Orang-orang arab Quraisy Makkah tidak senang hati dengan kemajuan ini.
Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah. Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentara yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka. Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang sangat kukuh itu, Allah telah menurunkan bantuan ibarat air yang mengalir menuju lembah yang curam. Tidak ada sesiapa yang dapat menahan betapa besarnya pertolongan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Sejarah :
Serangan yang dilakukan oleh Abdullah Ibn Jahshin terhadap angkatan perdagangan kaum Quraisy pada bulan Rejab yang diharamkan berperang telah dianggap oleh mereka sebagai tamparan dan cabaran hebat kepada mereka. Kaum Quraisy merasakan kematian Al-Hadhrami seharusnya dibela dan memusnahkan semua pihak yang bersangkutan dengan pembunuhan itu. Rasulullah sememangnya menyedari pihak Quraisy pasti akan menuntut bela. Baginda telah membuat persediaan yang lebih awal.
Pada bulan Ramadhan tahun 2 Hijriah, Rasulullah bersama 313 orang tentera telah keluar dari Madinah untuk menyekat angkatan perdagangan kaum Quraisy yang pulang dari negeri Syria (Syam) dalam usaha mereka hendak melemahkan persiapan tentera Quraisy Makkah untuk menyerang Madinah.
Abu Sufyan yang mengetuai angkatan perdagangan tersebut telah menyedari tindakan Rasulullah itu lalu beliau telah menghantar utusannya yang bernama Dham Dham bin Amr Al-Ghifari meminta bantuan dari Makkah.
Di Makkah pula, 3 hari sebelum Dham Dham sampai, Atiqah Binte Abdul Muthalib telah bermimpi sesuatu yang sungguh menakutkan. Atiqah telah bermimpi melihat seorang musafir datang dengan mengendarai unta. Ia berdiri diatas tanah lapang. Kemudian, lelaki tersebut berteriak dengan suara yang amat kuat.
“Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian kepada tempat-tempat kematian kalian dalam masa 3 hari.”
Atiqah melihat manusia berkumpul dekat musafir tersebut kemudian ia masuk dalam masjid diikuti orang ramai dan berdiri ia diatas untanya didepan Ka’bah dan dilaungkan lagi perkataan yang sama. Lelaki itu kemudian berdiri dihadapan Abu Qais dan diulangi ucapannya buat kali ketiga. Musafir itu kemudian mengambil batu besar dan melemparkannya. Batu itu jatuh bergolek. Ketika batu itu tiba dibawah gunung, ia pecah berkeping-keping. Tidak sebuah rumah pun yang ada di Makkah terlepas dari dimasuki pecahan batu besar tersebut.
Mimpi Atiqah itu walaupun diminta supaya dirahsiakan, telah tersebar luas di Kota Makkah hingga kepengetahuan Abu Jahal. Tetapi Abu Jahal dengan sikap bongkak dan sombongnya tidak memperdulikan mimpi itu malah diperlecehkan olehnya.
Al-Abbas bin Abdul Muthalib, orang pertama yang mengetahui tentang mimpi Atiqah telah mendengar saudaranya di ejek oleh Abu Jahal. Beliau ingin mempertahankan saudaranya lalu keluar untuk mencari Abu jahal. Pada ketika beliau terjumpa Abu Jahal, Dham Dham, yaitu utusan dari Abu Sufyan telah sampai ke Makkah dengan membawa berita Abu Sufyan meminta bantuan. Ketika itu juga Makkah menjadi kecoh dengan berita ini. Ramai pembesar-pembesar Quraisy merasa marah dengan tindakan Muhammad. Mereka lalu mengumpulkan orang untuk keluar membantu Abu Sufyan. Tidak ada seorang lelaki pun yang ingin ketinggalan dalam peperangan ini. Ada diantara mereka yang tidak dapat ikut tetapi mengutus orang suruhan mereka untuk ikut serta.
Sebelum berlaku peperangan di Badar, Nabi Muhammad S.A.W telah mengutuskan Talhah Bin Ubaidullah dan Said bin Zaid untuk mengumpul maklumat tentang kabilah Abu Sufyan. Mereka mengumpulkan maklumat ynag perlu dan kembali ke Madinah untuk menyampaikan pada Rasul. Baginda bergerak bersama-sama para pengikutnya. Baginda menuju ke Badar tetapi terlebih dahulu Baginda mengutus Ali bin Abu Talib, Zubir bin Al-Awwam dan Saad Bin Abi Waqqas bersama beberapa orang lain ke Badar mengumpulkan maklumat terbaru tentang orang Quraisy serta musuh mereka. Maklumat yang diperolehi daripada dua orang budak lelaki yang telah mendedahkan tentang tempat persinggahan orang Quraisy. Apabila Rasulullah bertanya berapa ekor binatang yang disembelih untuk makanan mereka setiap hari, kanak-kanak itu menjawab 9 atau 10 eokr. Dengan kebijaksanaan Rasulullah, Beliau dapat mengagak jumlah tentera musuh ada 900 hingga 1000 orang tentera.
Dengan maklumat yang diperolehi itu, Rasulullah pada waktu itu merasa khawatir kalau-kalau nanti setelah kejadian tenteranya bertempur dengan tentera Quraisy lalu dari tenteranya ada yang mengundur diri. Nabi Muhammad S.A.W juga ingat bahwa asal mulanya berangkat dari madinah adalah hendak mengejar seperangkatan unta yang memuatkan perdagangan kaum Quraisy yang di ketuai oleh Abu Sufyan, sedangkan mereka telah lepas jalan ke Makkah. Rasulullah bimbang jika ada diantara tenteranya yang tidak suka bertempur dengan tentera Quraisy dan ada yang berperasaan
Angkatan Unta yang dikejar telah terlepas jalan. Pasukan tentera Quraisy begitu besar berlipat ganda. Alat perang Quraisy lebih lengkap dan mereka serba kekurangan.
Dengan kebijaksanaan sebagai seorang Nabi dan pesuruh Allah, maka Nabi Muhammad S.A.W mengadakan permusyawaratan bersama pahlawan-pahlawan tenteranya meminta pendapat mereka. Pada mulanya, mereka berkata bahwa mereka keluar hanya untuk perdagangan Quraisy dan bukan untuk berperang. Ketika itu Rasulullah amat merasa susah hati dan berubah wajahnya. Apabila Abu Bakar r.a melihat keadaan ini, lalu beliau berkata:
“Ya Rasulullah, lebih baik kita bertempur dengan musuh!”. Diikuti pula dengan Umar r.a. Kemudian seorang sahabat Miqdad Bin Al-Aswad lalu berdiri dan berkata :
“Ya Rasulullah, teruskanlah pada barang apa yang Allah telah perintahkan pada Tuan! Maka kita serta Tuan. Demi Allah, kita tidak akan berkata kepada Tuan seperti perkataan kaum Bani Israil kepada Nabi Musa pada zaman dahulu. “Pergilah engkau bersama Tuhanmu, maka berperanglah engkau berdua. Kita sesungguhnya akan duduk termenung saja.”. Akan tetapi berkata kita pada Tuan sekarang “Pergilah Tuan bersama Tuhan Tuan! Dan berperanglah Tuan bersama Tuhan Tuan. Kita sesungguhnya berserta Tuan dan Tuhan Tuan. Kita ikut berperang. Demi Allah, jikalau Tuan berjalan dengan kita sampai kedesa Barkul Ghamad, nescaya kita berjuang bersama Tuan daripada yang lainnya. Kita akan berperang dari sebelah kanan Tuan dan di antara hadapan Tuan dan belakang Tuan.
Ketika itu Rasulullah juga ingin kepastian dari kaum Anshar. Melihat keadaan itu, Sa’ad Bin Muaz lalu berdiri dan berkata dengan kata-kata yang memberi keyakinan pada Rasulullah sama seperti kaum Muhajirin. Di ikuti pula oleh suara-suara pahlawan yang lain.
Setelah mendengar kata-kata daripada sahabat dan tenteranya yang sungguh meyakinkan, bercahayalah muka Nabi seraya tertampak kegirangannya. Pada saat itu juga Allah menurunkan wahyunya yang tercatat di Surah Al-Anfal ayat 5-7 yang ertinya :
“Sebagai Tuhanmu(Muhammad) mengeluarkan akan kamu dari rumhamu yang benar. Dan bahawasanya sebahagian dari orang-orang yang beriman itu sungguh benci. Mereka membantah kamu dalam urusan kebenaran (berperang) sesudah terang-benderang, seolah-olah mereka digiring akan salah satu dari dua (golongan Al’Ier dan golongan An Nafier), bahawasanya ia bagimu, dan kamu mengharapkan yang tidak berkekuatan senjata adalah bagi kamu, dan Allah berkehendak akan menyatakan kebenaran dengan semua sabdanya, dan memutuskan kekalahan orang-orang yang tidak percaya”
(Al-Quran Surat Al-Anfal Ayat 5-7)
Setelah itu, nabi S.A.W lalu bersabda pada seluruh tenteranya:
“Berjalanlah kamu dan bergiranglah kerana sesungguhnya Allah telah memberi janji kepadaku salah satu daripada dua golongan (yaitu Al-Ier dan An-Nafier). Demi Allah, sungguh aku seakan-akan sekarang ini melihat tempat kebinasaan kaum Quraisy,”
Mendengar perintah Rasulullah S.A.W yang sedemikian itu, segenap kaum muslimin memulakan perjalanan dengan tulus ikhlas dan berangkatlah mereka menuju ketempat yang dituju oleh Nabi. Mereka selalu ta’at dan patuh kepada perintah Nabi dengan melupakan segala sesuatu yang menjadi kepentingan diri mereka sendiri.
Dipihak Quraisy pula ada beberapa kocar kacir yang terjadi sehingga beberapa kaum yang berjalan berpatah balik ke Makkah.
Rasulullah tidak henti-henti memanjatkan do’a kepada Allah memohon pertolongan. Untuk menebalkan iman tenteranya dan meneguhkan semangat barisannya, Rasulullah menghadapkan mukanya kepada sekelian tenteranya sambil memohon kepada Allah yang ertinya :
“Ya Allah! Hamba memohon kepada Engkau akan janji dan perjanjian Engkau. Ya Allah! Jika Engkau berkehendak (mengalahkan pada hamba), tidak akan Engkau disembah lagi.”
Diriwayatkan diwaktu itu, Nabi S.A.W berulang-ulang memohon kepada Allah sehingga Abu Bakar r.a yang senantiasa berada disisinya telah memegang selendang dan bahu Nabi sambil berkata bahwa Tuhan akan meluluskan padanya apa yang telah Allah janjikan.
Selanjutnya, sebagai kebiasaan bangsa Arab, sebelum berperang maka diantara pahlawan-pahlawannya lebih dulu harus bertanding dan beradu kekuatan dengan pahlawan musuh. Dipihak kaum Quraisy, 3 pahlawan yang keluar adalah 1. Utbah Bin Rabi’ah, 2. Syaibah Bin Rabi’ah dan 3. Walid Bin Utbah. Dan dari tentera Islam ialah 1. ‘Auf bin Al-Harits, 2. Mu’adz bin Harts dan 3. Abdullah bin Rawahah. Mereka bertiga adalah dari kaum Anshar. Tetapi kerana kesombongan kaum Quraisy yang merasakan bangsanya lebih baik, tidak mahu menerima kaum Anshar, malah meminta Rasulullah mengeluarkan 3 orang pahlawan dari kaum Quraisy sendiri. Maka Rasulullah mengeluarkan 1. Hamzah Bin Abdul Muthalib, 2. Ali Bin Abi Thalib dan 3. ‘Ubadah Bin Al-Harits. Mereka berenam beradu tenaga sehingga akhirnya tentera Quraisy jatuh ketiga-tiganya dan tentera Islam hanya ‘Ubaidah Bin Al-Harits yang syahid. Ini adalah petanda bahwa kaum Quraisy akan tewas.
Setelah itu pertempuran terus berlaku. Tentera Islam yang seramai 313 orang berlawan mati-matian untuk menewaskan tentera Quraisy. Rasulullah senantiasa mengamati gerak-geri tentera Islam. Dengan sebentar waktu, berpuluh-puluh tentera musyrikin menghembuskan nafasnya, melayang jiwanya meninggalkan badannya bergelimpangan diatas tanah bermandikan darah. Tentera Islam senantiasa menyebut “Esa! Esa! Esa!”.
Rasulullah pula tidak henti-henti memanjatkan do’a pada Allah memohon kemenangan tentera Islam. Ada seketika dengan tidak ada sebab apapun, Rasulullah telah jatuh dengan mendadak sebagai orang pengsan. Tubuhnya gementar dan kedinginan bagaikan orang ketakutan. Tetapi tidak berapa minit, Beliau bangun dengan tegak lalu bersabda kepada Abu Bakar r.a. yang senantiasa berada disisinya, yang ertinya :
“Gembiralah oleh mu hai Abu Bakar. Telah datang pertolongan dari Allah kepadamu. Ini Malaikat Jibril sampai memegang kendari kuda yang ia tuntun atas kedua gigi sarinya berdebu.”
Rasulullah memberi semangat kepada tenteranya dengan sabdanya yang membawa maksud dan jaminan bahwa tentera Islam yang turut serta diperang Badar dijamin masuk syurga. Mendengar ini, tentera Islam semakin berkobar-kobar semangatnya. Ramai pembesar-pembesar Quraisy yang terkorban dan pada akhirnya, mereka bubar dan melarikan diri. 70 orang kaum Quraisy terbunuh dan 70 yang lain tertawan. Manakala tentera Islam pula hanya 14 yang syahid (6 dari Muhajirin dan 8 dari Anshar). Tentera Islam mendapat kemenangan dari sebab keteguhan dan ketabahan hati mereka. Bangkai-bangkai tentera musyrikin dilempar dan dikuburkan didalam sebuah perigi/sumur di Badar.
Kemenangan ini disambut dengan riang gembira oleh orang yang tidak mengikut peperangan, yaitu kaum perempuan, kanak-kanak dan beberapa orang lelaki yang diberi tugas mengawal Madinah dalam masa pemergian tentera Islam ke Badar itu.
Di Madinah pula, Rasulullah memikirkan bagaimana cara yang patut dilakukan keatas orang tawanan perang. Rasulullah juga berpesan pada orang ramai supaya bersikap baik dan belas kasihan kepada orang tawanan. Sehingga ada kaum muslimin yang memberikan satu-satunya roti yang ada kepada orang tawanan. Sehingga orang tawanan merasa segan dengan kebaikan yang ditunjukkan. Rasulullah kemudian berbincang dengan orang Islam tentang nasib tawanan Badar. Ada yang menyatakan dibunuh saja kerana mereka telah engkar dengan Allah dan mengusir kaum Muhajirin dari Makkah. Ada pula yang lebih lembut hatinya dan disuruh lepaskan saja dengan harapan mudah-mudahan mereka akan insaf dan tertarik dengan Islam. Setelah lam berbincang, mereka akhirnya mengambil keputusan untuk melepaskan mereka dengan mengenakan tebusan sekadar yang sepatutnya mengikut keadaan masing-masing. Setinggi empat ribu dirham dan serendah satu ribu dirham. Bagi yang miskin tetapi ada pengetahuan membaca dan menulis dikehendaki supaya mengajar sepuluh orang kanak-kanak Islam. Mereka semua dibebaskan apabila tebusan telha dibayar atau kanak-kanak itu telah pandai.
Hikmah didalam peperangan Badar
Peperangan Badar ini amat besar ertinya bagi agama Islam. Andaikata tentera Islam kalah dalam peperangan ini maka tamatlah riwayat orang-orang Islam malah agama Islam itu sendiri. Kemenangan ini juga menguatkan lagi kedudukan Islam di Madinah dan menambahkan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang benar. Mereka telh mula disegani dan ditakuti oleh kabilah-kabilah Arab lain dan digeruni oleh orang Yahudi dan Munafiqin Madinah. Sebaliknya pengaruh orang Quraisy Makkah mula lemah dan merosot. Orang yang ditawan oleh tenters Islam pula, apabila mereka balike ke Makkah setelah dilepaskan telah menceritakan kepada sahabat-sahabat dan keluarga tentang kebaikan orang Islam. Cerita ini dengan tidak secar langsung telah member pertolongan yang besar kepada perkembangan agama Islam di Makkah. Mereka yang selalunya menerima layanan buruk dari orang Quraisy secara diam telha berhijrah ke Madinah dan memeluk agama Islam. Dengan ini tentera Islam bertambah dar masa ke masa. Perang Badar telah memperkuatkan lagi kepercayaan orang Islam kepada nabi Muhammad S.A.W. dan ajaran Islam. Mereka sanggup berkorban jiwa untuk kepentingan Baginda dan agama Islam
Kesimpulan
Pengajaran dari peperangan ini menunjukkan bahwa kaum Quraisy tidak bersatu padu. Ini terbukti apabila ada beberapa puak yang menarik diri sebelum perang terjadi. Dengan ini sebagai orang Islam kita harus bersatu demi untuk mencapai kemenangan.
Kaum Quraisy terlalu yakin yang mereka akan berjaya memusnahkan Islam yang memang sedikit dari jumlah tetapi tidak dari semangat. Mereka tidak dapat mengalah tentera Islam kerana semangat tentera Islam begitu kukuh kerana Rasulullah telah berjaya menjalin silaturrahim yang kuat sesama Islam. Nabi Muhammad S.A.W adalah pentabdir yang berkaliber dan pintar mengendalikan tektik peperangan. Orang Islam mempunyai pegangan iaitu berjaya didunia atau mati syahid.
perang uhud
Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara IslamRasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil. dipimpin langsung oleh
Pendahuluan
Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami.”
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.
Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu SufyanAbu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir. tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa
Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.
Sebab kekalahan dalam Perang Uhud
Kisah ini ditulis di Sura Ali ‘Imran ayat 140-179. Dalam ayat2 di Sura Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151).”
Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276
Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak dan menzalimi mereka. Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).
Pertempuran Khandaq




Pertempuran Khandaq (Arab:غزوة الخندق) terjadi pada bulan Syawal5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, yaitu pengepungan Madinah oleh pasukan gabungan (al-ahzaab), sehingga dikenal juga sebagai Perang Ahzab. Untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan gabungan Quraisy. Strategi pembuatan parit sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah S.A.W bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia. Sejatinya strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan apabila mereka terkepung atau takut dengan keberadaan pasukan berkuda. tahun
Lalu digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilah/sepuluh hari. Pasukan gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.
Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Na’im bin Mas’ud al-Asyja’i yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah S.W.T mengirimkan angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah.
PERANG HUNAIN
Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara Muhammad dan pengikutnya melawan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H, di sebuah pada salah satu jalan dari Mekkah ke Thaif. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan telak bagi kaum Muslimin, yang juga berhasil memperoleh rampasan perang yang banyak. Pertempuran Hunain merupakan salah satu pertempuran yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu surat At-Taubah 25-26.[3]
Latar belakang
Suku Hawazin dan para sekutunya dari suku Tsaqif mulai menyiapkan pasukan mereka ketika mengetahui bahwa Muhammad dan tentaranya berangkat dari Madinah menuju Mekah, yang ketika itu masih dikuasai kaum kafir Quraisy. Persekutuan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif berniat akan menyerang pasukan Muhammad ketika sedang mengepung Mekkah. Namun, penaklukan Mekkah berjalan cepat dan damai. Muhammad pun mengetahui maksud suku Hawazin dan Tsaqif, dan memerintahkan pasukan beliau bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang, terdiri dari 10.000 Muslim yang turut serta dalam penaklukan Mekkah, ditanbah 2.000 orang Quraisy Mekkah yang baru masuk Islam.[3] Hal ini terjadi sekitar dua minggu setelah penaklukan Mekkah,[4] atau empat minggu setelah Muhammad meninggalkan Madinah.[5] Pasukan kaum Badui terdiri dari suku Hawazin, Tsaqif, bani Hilal, bani Nashr, dan bani Jasyam.[1]
Jalannya pertempuran
Saat pasukan muslim bergerak menuju daerah Hawazin, pemimpin kaum Badui Malik bin Auf al-Nasri menyergap mereka di lembah sempit yang bernama Hunain. Kaum Badui menyerang dari ketinggian, menggunakan batu dan panah, mengejutkan kaum Muslimin dan menyulitkan organisasi serangan kaum Muslimin. Pasukan Muslim mulai mundur dalam kekacauan, dan tampaknya akan menderita kekalahan. Pemimpin Quraisy Abu Sufyan yang ketika itu baru masuk Islam, mengejek dan berkata “Kaum Muslimin akan lari hingga ke pantai”.
Pada saat kritis ini, sepupu Muhammad Ali bin Abi Thalib dibantu pamannya Abbas mengumpulkan kembali pasukan yang melarikan diri, dan organisasi kaum Muslimin mulai terbentuk kembali.[1] Hal ini juga dibantu dengan sempitnya medan pertempuran, yang menguntungkan kaum Muslimin sebagai pihak bertahan. Pada saat ini, seorang pembawa bendera dari kaum Badui menantang pertarungan satu-lawan-satu. Ali menerima tantangan ini dan berhasil mengalahkannya.[1] Muhammad lalu memerintahkan serangan umum, dan kaum Badui mulai melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan kaum Muslim dalam pertempuran Autas, dan sisanya mengungsi ke Thaif, dan nantinya akan dikepung oleh kaum Muslim.
Kelanjutan
Pasukan muslim berhasil menangkap keluarga dan harta benda dari suku Hawazin, yang dibawa oleh Malik bin Aus ke medan pertempuran. Rampasan perang ini termasuk 6.000 tawanan, 24.000 unta, 40.000 kambing, serta 4.000 waqih perak (1 waqih = 213 gram perak).[1]
Pertempuran ini mendemonstrasikan keahlian Ali bin Abi Thalib dalam mengorganisir pasukan dalam keadaan terjepit. Pertempuran ini juga menunjukkan kemurahan hati kaum Muslimin, yang memperlakukan tawanan dengan baik dan membebaskan 600 diantaranya secara cuma-cuma. Sisa tawanan ditahan dalam rumah-rumah khusus hingga berakhirnya Pengepungan Thaif.[1]
PERANG TABUK
Ekspedisi Tabuk (atau Perang Tabuk/Pertempuran Tabuk), adalah ekspedisi yang dilakukan umat Islam pimpinan Muhammad pada 630 M atau 9 H, ke Tabuk, yang sekarang terletak di wilayah Arab Saudi barat laut.
Latar Belakang
Pada September 629, pasukan Islam gagal mengalahkan pasukan Bizantium (Romawi Timur) dalam pertempuran Mu’tah. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat Muslim di Madinah. Pada musim panas tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang.
Di lain pihak, Kaisar Bizantium Heraclius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.
Ekspedisi
Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin. Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.
Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad. Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam. Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut.
Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai. Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.
Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.
Pertempuran Zatu al-Riqa
Pertempuran Zatu al-Riqa` (Arab:ذات الرقاع) adalah pertempuran antara pihak muslimin dengan Bani Muharib, Bani Tsa’labah dan Bani Ghathafan, di daerah dekat Najd, dan dimenangkan oleh pihak Arab Muslim. Dilain kisah pertempuran ini disebut pula sebagai Perang Bani Anmar.
Etimologi
Dinamakan Perang Zatu al-Riqa` karena para prajurit muslim membalut kakinya yang telah luka dengan potongan-potongan kain (riqa`).[2] Lalu setiap enam orang menahan seekor unta sehingga membuat kaki mereka mengeluarkan darah.
Pertempuran


Peta Peperangan Zatu al-Riqa`, dari Madinah menuju utara Khaybar.
Perang ini terjadi didekat kebun kurma, sebelah utara Khaibar, kemudian jaraknya dikatakan hanya 100km dari utara Madinah, yang terletak antara kebun kurma, lembah al-Hanakiyah dan asy-Syuqrah.
Menurut kisah Islam, dalam perang Dzatu al-Riqa’ ini, Malaikat Jibril mengajari shalat Khauf kepada Muhammad dan umat Islam memperoleh kelonggaran untuk bertayammum. Dalam tahun itu juga terjadi Perang Badar yang terakhir, kemudian isteri Muhammad yang bernama Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia. Pada tahun yang sama pula lahir cucu Muhammad yaitu Husain anak Ali dan Muhammad menikah dengan Ummu Salamah.

Selasa, 22 Maret 2011

makalah kewirausahaan menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet

I. KEPEMIMPINAN

1.Pengertian Kepemimipinan

Dari akar kata “pimpin” kita mengenal kata “pemimpin” dan “kepemimpinan”. Dalam Ensiklopedi Umum, halaman 549 kata “kepemimpinan” ditafsirkan sebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama; hubungan Itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusla yang seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin.
Dalam Webster’s New World Dictionary of the American Language/ kata
leadership adalah the position or guidance of a leader atau “ the ability
to lead”, dan kata leader adalah “a person or thing that leades;
directing, commanding, or guiding head, as a group or activity” .

Dalam buku psikologi antara lain dikatakan bahwa “leadership is a relation of an individual to a group, established in the interests of achieving ,some end”. Bayangkan bahwa jumlah kelompok itu banyak, begitu juga jumlah tujuan itu banyak dan cara mencapainya pula. Dalam buku Foundations of Psychology itu dinyatakan bahwa seorang pem.impin yang sukses tergantung dua syarat dalam garis besarnya.
Pertama, bahwa pemimpin itu “must share the values, attitudes and
interests of the group. This psychological similarity is necessary for
the identification of the followers with the leaders” .
Syaratk edua, adalah bahwa kualitas pemimpin itu lebih tinggi dari para pengikutnya, akan tetapi tetap bersifat komunikatif dengan yang dipimpinnya.

Mengingat masalah kepemimpinan adalah masalah yang sudah tua umurnya, maka wajarlah kalau terdapat sejumlah tokoh ilmu perigetahuan yang raendalaminya. Juga di Indonesia hal ini berkembang relatif pesat, apalagi setelah kita memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak itu perhatian kita sebagai bangsa relatif besar dalam hal ini, balk secara
teoritis maupun secara praktis.

2. Tipe-tipe kepemimpinan
A.Tipe instruktif,

Tipe ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pemimpin membatasi peran bawahan dan menunjukkan kepada bawahan apa, kapan, di mana, bagaimana sesuatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata menjadi wewenang pemimpin, yang kemudian diumumkan kepada para bawahan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi secaraketatolehpemimpin.
Ciri-cirinya
► Pemimpin memberikan pengarahan tinggi dan rendah dukungan.
► Pemimpin memberikan batasan peranan bawahan
► Pemimpin memberitahukan bawahan tentang apa, bilamana, dimana, dan bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya.
► Inisiatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusansemata-mata dilakuakan olehpemimpin.
► Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diumumkan oleh pemimpin, dan
pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin

B. Tipe konsultatif,

Kepemimpinan tipe ini masih memberikan instruksi yang cukup besar serta penetapan keputusan-keputusan dilakukan oleh pemimpin. Bedanya adalah bahwa tipe konsultatif ini menggunakan komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan mendengar keluhan dan perasaan bawahan tentang keputusan yang diambil. Sementara bantuan ditingkatkan, pengawasan atas pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin.
Ciri-cirinya :

► Pemimpin memberikan baik pengarahan maupun dukungan tinggi.
► Pemimpin mengadakan komunikasi dua arah dan berusaha mendengarkan perasaan,
gagasan, dan saran bawahan.
► Pengawasan dan pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.

C.Tipe partisipatif,

Sebab kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seimbang antara pemimpin dan bawahan, pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua arah makin bertambah frekuensinya, pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap bawahannya. Keikutsertaan bawahan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan makin banyak, sebab pemimpin berpendapat bahwa bawahan telah memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup luas untuk menyelesaikan tugas.
3. Ciri-ciri Kepemimpinan yang baik
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/instruksi.

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin:

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, karisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan Yang Efektif

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasehat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.

Kepemimpinan Karismatik

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
Kita selalu menghadapi tantangan baru yang tidak ada habisnya di tempat kerja seperti re-organisasi, perampingan, dan "pengurangan." Kita dihadapkan pada pertanyaan, "Bagaimana kita bisa memimpin dalam badai perubahan?" Mungkin nampak sulit saat itu dan keputusan yang

Tugas dan Fungsi Kepemimpinan

1. Tugas Pokok Kepemimpinan

Tugas pokok—seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin antara lain :
a. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi
pelaksanaan :
- Penyusunan Rencana
- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
- Pelaporan
b. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
c. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing
secarabaik
d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
e. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
f. Menyusun fungsi manajemen secara baik
g. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar

2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
> Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
> Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:

1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau
aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.

2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang
dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan
dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara
efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-
masing.

4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat
atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang
pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan
karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang
pemimpin seorang diri.

5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi
pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.


Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran.

Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :
• Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
• Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
• Sebagai komunikator yang efektif.
• Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

Fungsi pokok pimpinan adalah:
• Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
• Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin
• Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar
Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.

Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan
b. Pengembangan imajinasi
c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan
d. Pengembangan kesetiaan para bawahan
e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana
f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan
i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
j. Pertanggungjawaban semua tindakan





5. Syarat-syarat pemimpin yang baik
1. Problem Solver
Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Mulailah bertindak tegas, dan hapulah cara plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’, andalah yang berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang benar.

2. Bersikap Positif
Setiap orang tidak luput dari kesalahan, bila hal ini menimpa anak buah anda jangan langsung mencecarnya dengan segudang omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga anda bisa bersikap proporsional. Jika anda melakukan kesalahan, tidak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait, dan jangan lupa melakukan perbaikan untuk kesalahan tersebut.

3. Komunikasi
Karyawan sebaik apa pun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘jalan dalam gelap’. Sebagai pemimpin anda perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainnya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi 2 arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali anda meluncurkan kebijakan baru.

4. Menjadi Inspirasi
Seorang pemimpin harus bisa menerapkan standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan patuhi peraturan yang anda buat sendiri.

5. Tumbuhkan Motivasi
Berikan penghargaan terhadap prestasi sekecil apa punyang dilakukan anak buah. Bahkan karyawan yang paling telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi jika pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir). Secara berkala , ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah. Misa, meminta ide mereka untuk proyek kecil.

6. Hubungan Baik
Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan anak buah. Ingat, dibalik statusnya sebagai bawahan, karyawan memiliki pribadi yang unik dan masalah tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga anda melakukan coaching tepat sasaran.

7. Turun Gunung
Anda tidak boleh merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia turun ke lapangan tak asal main perintah. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan lancar. Itu menunjukkan kualitas anda pada anak buah.
II. PENGERTIAN / HAKEKAT SIKAP OANTANG MENYERAH DAN ULET


Pengertian Hakikat Pantang Menyerah dan Ulet

Pada Hakikatnya sikap pantang menyerah dan ulet merupakan perjuangan wirausahawan yang tangguh penuh semangat, tidak putus asa, kuat kerja keras dan tidak menyerah. Seorang wirausaha mempunyai cita-cita tinggi untuk sukses didalam mengelolah kegiatan usahanya/ bisnisnya, cita-cita wirausahawan yang sangat tinggi untuk sukses didalam mengelola kegiatan usaha/ bisnisnya akan menjadi pendorong dan daya tahan dalam menghadapi segala rintangan, hambatan, cobaan dan kendala dalam berwirausaha.

Adapun yang dimaksud dengan ulet adan tangguh, kuat dan tidak mudah putus asa, para wirausahawan didalam mengelola kegiatan usahanya selain harus ulet diharapkan juga agar jangan loyo , mudah putus asam, pasrah, menyerah dan tidak mau berjuang. Para wirausahawan harus berambisi ingin maju (ambitition drive) didalam melaksanakan kegiatan usaha/ bisnisnya.
Adapun yang dimaksud putus asa dalam mengelola usaha adalah wirausahawan itu tidak punya lagi di harapan dalam berwirausaha.

Dalam menghadapi dunia bisnis yang penuh ranjau-ranjau kolusi, korupsi dan nepotisme, seseorang wirausahawan memerlukan semangat tidak putus asa dan ulet serta penuh ketabahan untuk memulai liku-liku rintangan didalam usaha/ bisnisnya, selalu berusaha mencari jalan yang lebih baik untuk maju dan mencapai sukses. Akan tetapi, tentu saja sikap kerja pantang menyerah dan ulet dalam mengelola kegiatan usaha/ bisnisnya harus ditunjang oleh pengorbanan, perjuanan, semangat dan kepercayaan pada diri para wirausahawan sendiri.

Sikap kerja pantang menyerah dan ulet dalam berwirausaha pada hakikatnya merupakan sinar terang keberhasilan dalam menjalankan kehidupan usahanya baik untuk diri wirausaha, keluarganya maupun untuk masyarakat. Seorang wirausahawan yang memiliki sikap kerja pantang menyerah dan ulet didalam usahanya pada hakekatnya adalah orang yang tidak mengenal lelah didalam berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung sikap kerja pantang menyerah dan ulet dalam kegiatan usaha atau bisnis para wirausahawan yaitu sebagai berikut :

• Bekerja dengan penuh keyakinan, penuh semangat, pantang menyerah dan ulet dalam berwirausaha.
• Bekerja dengan penuh ketekunan dan memiliki tekad yang terarah dalam berwirausaha
• Bekerja berdasarkan kemampuan, bakat, minat, pengalaman, pendidikan dan kesanggupan dalam berwirausaha
• Bekerja penuh semangat, penuh kegairahan dan penuh ketabahan dalam berwirausaha.

IV. STUDY KASUS







( Kisah seorang pengusaha yang sukses karena sikap pantang menyerah dan ulet )
Ekspektasi Dan Sikap Pantang Menyerah Di Balik Sukses Sam Walton
Kisah Sam Walton, pendiri Supermarket Wal-Mart yang melegenda itu, tetap menarik dikenang. Di mata dia, dunia bisnis hanya mengenal satu bos, yakni pelanggan. Para pelangganlah yang dapat memecat setiap orang di perusahaan, dari presdir hingga tukang sapu, hanya dengan menghabiskan uang mereka di tempat lain. (foto: Google)

Sebagai pendiri Wal-Mart, dan berbagai divisinya yang sukses, Sam Walton melakukan inovasi di industri ritel melalui fokusnya yang terarah, ekspektasi yang tinggi, dan sikapnya yang pantang menyerah.
Kisah Sam Walton, pendiri Supermarket Wal-Mart yang melegenda itu, tetap menarik dikenang. Di mata dia, dunia bisnis hanya mengenal satu bos, yakni pelanggan. Para pelangganlah yang dapat memecat setiap orang di perusahaan — dari presdir hingga tukang sapu — hanya dengan menghabiskan uang mereka di tempat lain.
Kepeduliannya yang tak bisa ditawar-tawar terhadap kepuasan pelanggan ditunjukkan Walton sejak ia mengawali usahanya sebagai pedagang kecil. Ia membangun toko yang menjual barang-barang dengan harga peritem US$ 0,05-0,10 (five-and-dime store ). Tujuannya, membantu para pelanggan agar tak perlu pusing menentukan tempat belanja yang cocok buat kantong mereka dengan barang yang terjamin kualitasnya. Wal-Mart kemudian tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan eceran terbesar di dunia.
Langkah Walton tersebut sungguh simpel, tidak butuh strategi canggih, dan tak menelan banyak dana. Namun, di zamannya, siapa sih yang terpikir menerapkan langkah inovatif seperti itu? Kendati begitu, langkah inovatif Walton bisa dijadikan prinsip universal yang berlaku di zaman kapan pun. Karena, ia bukan saja memberikan apa yang diinginkan pelanggan, tapi juga bagaimana setiap waktu menambah kepuasan pelanggannya.
Seperti halnya Sam Walton dengan Wal-Mart-nya, semua perusahaan yang sukses dan tahan dari gempuran zaman pasti selalu berinovasi. Sebab, keberadaan perusahaan umumnya beranjak dari kebutuhan manusia atas produk/jasa tertentu. Manusia sendiri berkembang sepanjang waktu, mengikuti tuntutan pribadi dan lingkungannya yang juga terus berubah.
Karena itu, kalau ingin tetap eksis dan menang di kancah persaingan, perusahaan — yang esensinya melayani manusia — juga harus selalu tanggap terhadap perubahan sikap dan perilaku manusia. Perubahan sekecil apa pun. Sebab, manusialah sasaran akhir produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Singkatnya, perjalanan perusahaan sudah semestinya seiring dengan perkembangan manusianya. Kata kunci menanggapi perubahan itu adalah inovasi. Tanpa inovasi, perusahaan (besar maupun kecil) akan segera berubah menjadi monumen atau bagian dari masa lalu kita.
Memang, bahaya terbesar bagi perusahaan adalah kemapanan dan rasa puas diri. Terkait dengan ini, nasihat dari Donald Keough, mantan Presiden Coca-Cola, layak kita dengar. Ia mengatakan bahwa saat untuk semakin ulet justru ketika segala sesuatu berjalan dengan sangat baik. Ini menyiratkan, jangan sampai inovasi terhenti gara-gara perusahaan telah berjalan sangat bagus. Maka, peran inovator adalah mutlak. Dan, menjadi tugas perusahaan untuk menciptakan iklim dan lingkungan yang kondusif bagi bersemainya para inovator, sehingga inovasi menjadi bagian penting dari budaya perusahaan.
Di sisi lain, seiring kompleksnya persaingan, perusahaan tak boleh lagi terpasung oleh pandangan bahwa inovator hanya lahir dari bagian riset dan pengembangan (R & D) ataupun departemen produksi. Sudah saatnya inovator lahir dari departemen mana pun. Bisa dari bagian distribusi dan pemasaran, keuangan, layanan pelanggan, bahkan mungkin dari bagian pengembangan sumber daya manusia.
Karena begitu menyebarnya bidang yang bisa menjadi sumber inovasi, aspek knowledge management harus dimasukkan dalam agenda utama perusahaan. Futurolog John Naisbitt, di berbagai kesempatan juga mengatakan bahwa sumber kekuatan terbaru zaman ini bukanlah uang di genggaman tangan segelintir orang, melainkan informasi di tangan banyak orang. Prinsip ini sungguh tepat untuk mencegah situasi yang sering terjadi bahwa ketika seorang inovator pergi, roda perusahaan pun terhenti.

















III. MENERAPKAN SIKAP PANTANG MENYERAH

Langkah menerapkan sikap pantang menyerah :
1. Kalau Anda mempunyai kecendrungan mudah menyerah, maka langkah pertama pertama yang paling penting adalah mengakui kelemahannya itu. Dengan menyadarinya , Anda akan lebih siap untuk memperbaikinya.
2. motivasikanlah diri Anda untuk mengembangkan sikap pantang menyerah. Sikap ini \
diperlukan untuk meraih keberhasilan dalam hidup. Perhatikanlah artis, atlit,karyawan dapat menajak karirnya karena berprestasi, mereka umumnya memperjuangkan apa yg ingin diraihnya dengan daya dan upaya yg optimal. Sebaliknya , orang2 yg mudah menyerah , frustasi dan mudah putus asa adalah orang-orang yang gagal.
3. Berpikirlah bahwa Anda bisa dan akan berhasil meraih apa yg Anda inginkan. Keyakinan ini akan membuat Anda lebih efektif dibandingkan bila Anda terlalu mengantisipasi kemungkinan buruk. Menurut para ahli , orang yg optimis mempunyai kemungkinan yg lebih besar untuk berhasil dibanding orang yg pesimis. Mengapa ? Karena keyakinan yg positif akan mempengaruhi mental dan fisik secar signifikan untuk mendapatkan apa yg di yakininya.
4. Arahkan mata Anda pada tujuan , bukan pada hambatan . Bila Anda memandang pada tujuan , maka hambatan tidak akan menakutkan. Tapi sebaliknya , bila Anda terfokus pada hambatan , Anda akan mudah kehabisan daya juang.
5. Beranilah mengambil risiko namun dengan perhitungan yg mantap , Hadapi dan alamilah
pengalaman dan petualangan baru. Keberanian yg benar bukan berarti seperti orang yg terjun bebas ke jurang, tapi seperti orang yg menuruninya setahap demi setahap dengan persiapan yg matang.Kalau Anda tidak berani mengambil resiko , tentu saja Anda berada pada tempat yg aman , namun Anda tidak akan berkembang.
6. Hadapilah semua tantangan dengan penuh keberanian .Anggaplah tantangan sebagai “Sparring Pathner” yg akan membuat Anda semakin kuat , bukan sebagai raksasa yg menelan Anda. Semakin banyak tantangan , semakin berani menghadapinya, maka semakin terbentuk karakter yg kuat.
7. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Anda tidak akan berhasil bila pada usaha. Anda mengalami kegagalan. Belajarlah daridari kegagal itu agar didapat gambaran yg lebih baik lagi.
8. Teruslah berusaha, terkamlah segala kesempatan yg ada , karena kesempatan itu tak datang untuk kedua kalinya !, tidak ada pendobrak kegagalan yg sekuat nilai “kegigihan” . Ingatlah filsofi air yg bisa melubangi batu dengan tetesan yg terus terus-menerus.
9. Imbangi kegigihan Anda dengan pemikiran yg kreatif. Bila perjalanan Anda terhalang oleh batu cadas , Anda tidak perlu membenturkan kepala Anda untuk membuktikan bahwa Anda pantang Menyerah. Berhentilah sejenak dan pikirkanlah bagaiman cara mengatasinya. carilah jalur alternatif !
10. Jangan terpengaruh oleh kegagalan orang lain, tapi biarlah keberhasilan orang lain
memotivasi kita. Belajarlah dari kegagalan dan kesalahan orang lain tanpa hrus mengalaminya sendiri. Dengan cara itru Anda menghemat banyak sekali waktu dan energi Anda yg sangat berharga.
IV. MENERAPKAN SIKAP ULET

Karakteristik wirausaha yang baik akan membawa kearah kebenaran dan keselamatan sikap kerja keras dan ulet, serta akan menaikkan derajat dan martabat wirausahawan. Karakteristik lainnya yang perlu dipahami dan dipelajari adalah adanya teknik mawas diri, umpan balik, tanggapan, ilmu pengetahuan, keterampilan serta kera keras dan ulet. Karakteristik wirausahawan yang baik didalam berwira usaha adalah perjuangan yang menunjukan sikap, ulet, pekerja keras, optimis dan enerjik didalam mengelola kegiatan usahanya.
Adapun karakteristik para wirausahawan yang baik dan perlu dikembangkan agar bisa menunukan sikap kera pantang menyerah dan ulet yaitu sebagai berikut :

a.Kerja keras,uletdandisiplin
b.Mandiri dan realistis
c. Prestatif dan komitmen tinggi
d. Belajar dari pengalaman
e. Berfikir positif dan bertanggung jawab
f. Memperhitungkan resiko usaha
g. Mencari jalan keluar dari setiap permasalahan
h. Merencanakan sesuatu sebelum bertindak
i. Kreatif dan inovatif
j. Kerja efektif dan efisien

Kerja keras dalam sikap ulet

Dedikasi seorang wirausahawan yang bekerja keras dan menunjukan sikap kerja keras dan ulet terhadap kegiatan usaha/ bisnisnya sangat tinggi bahkan kadang-kadang ia akan mengorbankan hubungan dengan keluarganya untuk sementara. Ia selalu memperhatikan kegiatannya semata-mata untuk kemauan dan keberhasilan kegiatan wirausahanya. Adapun jenis pekeraan yang dilakukannya, profesi apapun yang dihadapinya, para wirausahawan selalu mampu melihat ke depan dan berjuang untuk mencapai sukses dahulu karirnya.

Kerja keras (capssity for hardwork) para wirausahawan adalah perjuangan yang menunjukan sikap kerja pantang menyerah dan ulet, kera keras, percaya diri, dan optimis. Menurut Murphy dan Peek (1980:8) guna mencapai sukses aku karier, seseorang harus memulai dengan kera pantang menyerah dan ulet, selain itu harus diikuti dengan tekad yang kuat dalam mencapai tujuan pengelolaan kegiatan usahanya. Wirausahawan harus dapat bekerja sama dengan orang lain, berpenampilan baik, tepat dalam membuat keputusan, memiliki dorongan ambisi dan pintar berkomunikasi.
Perjuangan yang menunjukan sikap ulet adalah tidak boleh berpangku tangan dan mengharapkanrejeki hanya dengan berdoa saa tanpa bekerja dan berusaha. Seperti kita ketahui bahwa berdoa tanpa usaha kera keras dan pantang menyerah tidak ada gunanya didalam
berwirausaha.